Pramuka & Ambalan Gati Praja SMK Negeri DAnder
  • Pramuka Indonesia

    Pramuka adalah singkatan dari Praja Muda Karana dan merupakan organisasi atau gerakan kepanduan. Pramuka adalah sebuah organisasi yang merupakan wadah proses pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan di Indonesia. Dalam dunia internasional, Pramuka disebut dengan istilah "Kepanduan" (Boy Scout). Gerakan Pramuka memiliki kode Kode Kehormatan Pramuka, sebagaimana yang tertuang dalam Anggaran Dasar Pramuka, Gerakan Pramuka memiliki Kode Kehormatan yang terdiri atas janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma Kode Kehormatan Pramuka disesuaikan dengan golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmaninya.

  • Pelantikan Pradana

    Tiga janji (satya) Pramuka pun terucap dari Pradana dan Pengurus Dewan Ambalan Gati Praja Angkatan VI masa bakti 2015-2016 sambil memegang ujung bendera merah putih dan meletakannya pada detak jantung disertai saling berangkulan tangan diatas pundak teman yang menandakan selalu bersama dalam menghadapi tugas yang diamanahkan. Pelantikan berlangsung hikmat dipimpin oleh Kak Bambang, diikuti kakak-kakak pembina dan adik-adik calon penegak.

  • Paskibra Sekolah

    Merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk memupuk semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara, kepeloporan dan kepemimpinan, berdisiplin dan berbudi pekerti luhur dalam rangka pembentukan character building generasi muda Indonesia. Peserta kegiatan ini adalah siswa / siswi yang berminat / memiliki rasa ingin mempelajari kegiatan ekstrakuriluler paskibra. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler ini adalah mempelajari praktek baris-berbaris (PBB) dan bagaimana mengibarkan / menurunkan Bendera pada setiap Upacara rutin di sekolah atau memperingati hari Proklamasi pada tanggal 17 Agustus.

Minggu, 10 Mei 2020

Modul SD Kelas 3 Tema 1 Subtema 1 Pembelajaran 1
Semoga bermanfaat, silahkan download link di bawah ini
https://drive.google.com/file/d/1G3XmUboeen8a3HxE8AXI4v9NgfJ001-U/view
12.49.00   Posted by moch rifai with No comments
Read More
RPP SD Kelas 3 Tema 1 Subtema 1 Pembelajaran 1
Semoga bisa bermanfaat, silahkan didownload link dibawah ini
https://drive.google.com/file/d/1ZYOp5KS0Ooy3tjShE2VWlyb3HJ2fxV5F/view
12.43.00   Posted by moch rifai with No comments
Read More

Sabtu, 25 April 2020


MAKALAH
Instruemen Laboratorium


“Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
instrumen laboratorium



Dosen Pengampu :
Ade Cyintia Pritasari, S.Pd., M.Pd


Penyusun kelompok 3:
1.      Nurul Qomariyah
(170611100086)
2.      Murihatun Nafhah
(170611100100)
3.      Lutfi Nurul Laila
(170611100096)
4.      Noviyatul Qoriah
(170611100093)
5.      Moch. Rifa’i
(170611100106)
6.      Vindy Indrayani
(170611100094)


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
 UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
20
20


KATA PENGANTAR

            Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puja dan puji syukur atas kehadirat – Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah – Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul instrumen laboratorium” ini kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah yang berjudul instrumen laboratorium” ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca sekalian serta dapat menambah pengetahuan kita semua.


Bangkalan, 15 Februari 2020


Tim Penyusun




DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.........................................................................          ii
DAFTAR ISI.........................................................................................          iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang.........................................................................          1
1.2.Rumusan Masalah....................................................................          2
1.3.Tujuan......................................................................................          2

BAB II PEMBAHASAN
2.1.Definisi Laboratorium.......................................................................
2.2.Fungsi Laboratorium.........................................................................
2.3.Penggunaan Laboratorium.................................................................
2.4.Pengelolaan Laboratorium.................................................................
2.5.Instrumen Laboratorium.............................................................

BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan.......................................................................................
3.2.Saran.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................




BAB I
PENDAHULUAN
a.        Latar Belakang
Dalam sistem pendidikan sekarang, peserta didik dipacu dan dilatih untuk mengembangkan ketrampilan ilmiah seperti mencari, mengumpulkan, mengamati,  bereksperimen, dan menyimpulkan data yang telah ada. Salah satu sumber belajar yang dapat dimanfaatkan adalah laboratorium. Laboratorium merupakan salah satu infrastruktur di sekolah dan Perguruan Tinggi yang mendukung kegiatan belajar mengajar dan perkuliahan, seperti bidang ilmu bahasa dan ilmu  pengetahuan alam (fisika, biologi, dan kimia) di sekolah dan dalam bidang sains di Perguruan Tinggi. Dengan adanya laboratorium kita bisa melakukan pembuktian antara teori yang didapatkan dengan realita yang sebenarnya. Banyak fungsi dan manfaat yang dapat diambil dari penggunaan laboratorium. Oleh karena itu untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium perlu dikelola secara baik untuk kelancaran proses belajar melajar mengajar dan perkuliahan.

b.        Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Pengertian Laboratorium?
2.      Bagaimana Fungsi Laboratorium?
3.      Bagaimana Penggunaan Laboratorium?
4.      Bagaimana Pengelolaan Laboratorium?
5.      Bagaimana Instrumen Laboratorium?

c.         Tujuan
1.    Untuk Mengetahui Tentang Definisi Laboratorium
2.    Untuk Mengetahui Tentang Fungsi Laboratorium
3.    Untuk Mengetahui Tentang Penggunaan Laboratorium
4.    Untuk Mengetahui Tentang Pengelolaan Laboratorium
5.    Untuk Mengetahui Tentang Instrumen Laboratorium




BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Laboratorium
Laboratorium yang sering disingkat “lab” adalah tempat dilakukannya riset (penelitian) ilmiah, eksperimen (percobaan), pengukuran, ataupun pelatihan ilmiah. Pada umumnya, laboratorium dirancang untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya seperti laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa.
Dengan kata lain, laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan berbagai macam kegiatan penelitian (riset) pengamatan, pelatihan, dan pengujian ilmiah sebagai pendekatan antara teori dan praktik dari berbagai macam disiplin ilmu. Pembelajaran atau riset-riset pengembangan ilmu tersebut dilakukan terhadap berbagai macam ilmu yang telah dikenal sebelumnya, atau terhadap ilmu yang baru dikenal. Pada dasarnya secara fisik laboratorium juga dapat merujuk pada suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka.

2.2    Fungsi Laboratorium
Laboratorium sebagai tempat kegiatan riset, penelitian, percobaan, pengamatan, serta pengujian ilmiah memiliki banyak fungsi. Berikut ini beberapa fungsi laboratorium yang paling utama:
1.        Menyeimbangkan antara teori dan praktik ilmu dan menyatukan antara teori dan praktik. Laboratorium adalah tempat untuk menguji sebuah teori sehingga akan dapat menunjang pelajaran teori yang telah diterima secara langsung. Dalam konteks itu, keduanya akan saling melengkapi, yaitu teori akan menjadi pijakan (dasar) praktik dan penelitian, sedangkan penelitian akan menguatkan argumentasi teori.
2.        Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi para peneliti, baik dari kalangan siswa, mahasiswa, dosen atau pun peneliti lainnya. Hal ini disebabkan laboratorium tidak hanya menuntut pemahaman terhadap objek yang dikaji, tetapi juga menuntut seseorang untuk melakukan sebuah eksperimentasi.
3.        Memberikan dan memupuk keberanian para peneliti (yang terdiri dari pembelajar, peserta didik, mahasiswa, dosen dan seluruh praktisi keilmuan lainnya) untuk mencari hakikat kebenaran ilmiah dari suatu objek keilmuan dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.
4.        Menambahkan keterampilan dan keahlian para peneliti dalam mempergunakan alat media yang tersedia di dalam laboratorium untuk mencari dan menentukan kebenaran ilmiah sesuai dengan berbagai macam riset atau pun eksperimentasi yang akan dilakukan.
5.        Memupuk rasa ingin tahu kepada para peneliti mengenai berbagai macam keilmuan sehingga akan mendorong mereka untuk selalu mengkaji dan mencari kebenaran ilmiah dengan cara penelitian, uji coba, maupun eksperimentasi. Hal ini dapat memupuk sikap ilmiah mereka sebagai calon-calon ilmuwan masa di masa depan.
6.        Laboratorium dapat memupuk dan membina rasa percaya diri para peneliti dalam keterampilan yang diperoleh atau terhadap penemuan yang didapat dalam proses kegiatan kerja di laboratorium. Artinya, orang yang menemukan kebenaran ilmiah dalam penelitian di laboratorium akan lebih percaya diri dengan kebenaran tersebut karena telah melewati proses ilmiah yang sangat ketat, teliti, dan objektif sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila banyak orang yang menjadikan laboratorium sebagai proses akhir pengujian sebuah kebenaran.
7.        Laboratorium dapat menjadi sumber belajar untuk memecahkan berbagai masalah melalui kegiatan praktik, baik itu masalah dalam pembelajaran, masalah akademik, maupun masalah yang terjadi di tengah masyarakat yang membutuhkan penanganan dengan uji laboratorium.
8.        Laboratorium dapat menjadi sarana belajar bagi para siswa, mahasiswa, dosen, aktivis, peneliti, dan lain-lain untuk memahami segala ilmu pengetahuan yang masih bersifat abstrak sehingga menjadi sesuatu yang bersifat konkret dan nyata. Hal ini akan sangat berguna bagi individu-individu yang taraf berpikirnya normatif sehingga dapat mengarahkan mereka kepada hal-hal yang lebih konkret (nyata). Oleh karena itu, laboratorium sebenarnya menekankan perhatian terhadap ranah koginitif, ranah psikomotorik, dan ranah afektif yang tentunya sangat diperlukan oleh setiap orang.

2.3    Penggunaan Laboratorium
Menentukan Tata Tertib Laboratorium IPA
1.         Setiap peserta kegiatan penelitian di laboratorium IPA tidak diperkenankan masuk atau keluar dari ruangan laboratorium tanpa adanya guru atau pembimbing di dalam ruangan laboratorium. Hal ini untuk mengantisipasikan hal0hal yang tidak diinginkan, seperti beberapa hal berikut ini:
a.    Pemakaian peralatan laboratorium IPA secara serampangan sehingga menimbulkan kerusakan.
b.    Keluar dari ruangan dengan pekerjaan yang belum selesai, atau meninggalkan beberapa peralatan yang masih belum dimatikan seperti komputer, dan lain-lain.
2.         Para peserta kegiatan di laboratorium IPA harus melaksanakan kegiatan penelitian, pratikum, uji coba, dan lain-lain dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a.    Memasuki dan keluar dari ruangan laboratorium IPA dengan waktu yang telah ditentukan. Bagi peserta yang terlanbat datang lebih dari 15 menit, tidak diperbolehkan masuk ke ruangan laboratorium IPA.
b.    Menaati petunjuk guru pembimbing dalam melakukan percobaan, memakai alat, meneliti, serta menyimpulkan kegiatan penelitian di laboratorium.
3.         Para peserta hanya diperbolehkan menggunakan ata dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan atau penelitian. Di luar hal tersebut, para peserta tidak diperkenangkan menggunakan alat lain karena setiap alat memiliki spesifikasi terhadap satu kegiatan dan dilandasi penjelasan khususnya.
4.         Para peserta kegiatan di laboratorium IPA diwajibkan untuk membersihkan dan menyimpan alat setelah digunakan ke tempat semula agar tidak hilang dan tidak rujak.
5.         Para peserta kegiatan di laboratorium IPA harus mempergunakan alat-alat laboratorium sebagai mana petunjuk yang diberikan
6.         Para perserta harus menggunakan alat yang memilkiketerkaitan antara materi, metode, dan alat peraga atau praktik. Dalam hal ini, para guru atau pembimbing harus menjelaskan dan mengarahkan mereka sehingga tidak akan terjadi kesalahan ketika mempergunakan alat.
7.         Sebelum mempergunakaan alat-alat laboratorium IPA, terlebih dahulu para peserta harus mengenal karakteristik dan mampu masing-masing alat peraga untuk menghindari kerusakan dan kesalah pahaman peserta terhadap fungsi alat yang di gunakan.
8.         Para peserta diwajibkan utuk melakukan pendekatan multimedia. Maksudnya adalah, ketika menggunakan sebuah alat, par sisw ( peserta penelitian) dituntut untuk menyimpulkan dari berbagai macam sudut pandang, sehingga akan muncul kesimpulan yang komprehensif kegiatan menonton.
9.         Para peerta diwajibkan untuk menggunakan jenis sarana yang hanya berhubungan dengan kegiatan praktik.
10.     Para peserta yang mengikuti kegiatan di laboratorium IPA harus melakukan persiapan yang cukup sebelum terjun langsung di ruang laboratorium. Hal ini dimaksudkan untuk memperlancar dan memudahkan kegiatan.
11.     Para peserta harus menggunakan alat peraga atau praktik yang merupakan bagian integral dalam pembelajaran. Dengan kata lain, jika sebuah peralatan tidak memilik urgensi sama sekali meskipun berhubungan dengan kegiatan maka sebaiknya tidak dipergunakana demi menghemat waktu dan biaya.
12.     Ketika melakukan kegiata di laboratorium IPA para siswa atau peserta diwajibkan untuk aktif. Artinya, ketiak kegiatan berlangsung, mereka dialarang untuk sekadar menjadi partisipasi, hanya berpangku tangan, atau hanya sekadar mendengarkan penejlasan guru pembimbing tanpa melibatkan diri sedikitpun.
13.     Para peserta kegiatan di laboratorium IPA diwajibkan untuk ikut bertanggung jawab dalam hal-hal seperti kerusakan alat-alat laboratorium IPA. Dengan kata lain, jika terjadi kerusakan alat-alat laboratorium IPA yang disebabkan oleh unsur kesengajaan peserta, maka ia harus menggantinya dengan mekanisme ditentukan kemudian.
14.     Para peserta diwajibkan untuk mengunakan alat-alat laboratorium IPA dengan hati-hati dan diusahakan sebaik mungkin agar terhindar dari kerusakan atau pun kecelakaan. Salin itu, mereka juga harus menggunakan alat-alat dengan serius karena penggunaan alat peraga/peraktik bukan seabagai selingan.
15.     Para peserta keiatan di laboratorium IPA diwajibkan untuk melakukan tindakan (sikap) jika mengalami masalah ketika menggunakan alat praktik. Sikap dan tidakan yang dimaksud adalah sebagai berikutb:
a.    Melaporkan kepada guru pembimbing atau petugas mengenai kerusakan alat yang digunakannya.
b.    Menyakan permasalahan yang terjadi kepada pembimbing yang berada diruangan laboratorium IPA secara langsung sehingga akan muncul upaya penanganan.
c.    Memberikan sanksi kepada para pesserta (siswa) yang melanggar ketentuan laboratorium IPA, baik sanksi secara lisan maupun sanksi dengan tindakan tegas.
16.     Para peserta kegiatan di laboratorium IPA harus menjaga kebersihan sebaik mungkin. Penekanan disiplin ini dapat dilakukan dengan cara-cara seabagai berikut :
a.    Peserta harus membuang sampah ke tempat (bak) sampah yang telah disediakan di ruang laboratorium.
b.    Tidak boleh mengotori lantai, meja, dan papan tulis yang ada di ruang laboratorium.
17.     Para peserta kegiatan laboratorium IPA dilarang membawa benda-benda yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan kegiatan yang diikuti sepeerti berikut ini :
a.    Membawa buku pelajaran lain ke ruang laboratorium.
b.    Mengaktifkan HP.
c.    Membawa senjata tajam
d.   Membawa makanan ringan
e.    Membawa laptop yang sama sekali tidak akan dipergunakan di ruang laboratorium IPA, kecuali akan dipergunakan dan hal itu atas persetujuan guru pembimbing.
18.     Para peserta kegiatan di laboratorium IPA harus berhati-hati dan waspada terhadap kemungkinan terjadi bahaya ketika menggunakan peralatan laboratorium, seperti berikut :
a.    Terjadi kebakaran akibat arus listrik yang digunakan ketika mengoperasikan alat.
b.    Kran bocor/ saluran mampet.
c.    Alat rusak akibat kurang hati-hati sehingga menimbulkan mudbarat pada penggunaannya.
d.   Bahan-bahan penelitian yang tumpah akibat sikap dan tindakan yang sembrono (sembarangan).
19.     Para peserta kegiatan di laboratorium IPA harus mengikuti praktik dengan kondusif. Adapun yang dimaksud dengan kondusif diwujudkan seabagaimna berikut :
a.    Suasana tenang dan teratur sehingga memunculkan kenyamanan dan konsentrasi pada yang lain.
b.    Tidak menggunakan aktivitas di ruangan lain atau kelompok lain yang juga sedang melakukan penelitian.
c.    Berbicara dan sikap secara santun sehingga tidak menimbulkan kegaduhan dalam ruangan laboratorium.
d.   Tidak bercanda atau bergurau secara berlebihan dengan peserta yang lain.
20.     Para peserta harus mematuhi tata cara berpakaian di ruangan laboratorium IPA, miasalnya :
a.    Menggunakan baju jas laboratorium (jika ada) ketika melakukan penelitian atau pun percobaan
b.     Tidak memakai celana yang terlalu ketat atau yang compang-compang.
c.    Tidak menggunakan baju atau kaos yag menampakkan organisasi politik tertentu.

2.4    Pengelolaan Laboratorium
a.         Dasar-dasar Pengelolaan Laboratorium
Pengelolaan laboratorium tentu saja bukan semata-mata ditujukan untuk tujuan-tujuan komersial. Pada umumnya, pengelolaan laboratorium didasarkan terhadap beberapa hal pokok yaitu:
1.      Laboratorium harus dikelola dan dirancang untuk dapat menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan para penggunanya dalam berbagai macam kegiatan praktik.
2.      Laboratorium harus dikelola dan dirancang untuk dapat melatih kemampuan menyusun dan menganalisis hasil pengamatan, yang kemudian dilanjutkan untuk menafsirkan hasil pengamatan.
3.      Laboratorium harus dikelola dan dirancang untuk dapat melatih kemampuan membuat simpulan logis.
4.      Laboratorium harus dikelola dan dirancang untuk dapat melatih kemampuan mengkomunikasikan hasil kegiatan praktik.
5.      Laboratorium harus dikelola dan dirancang untuk dapat melatih keterampilan merancang kegiatan praktik dan melaksanakannya.
6.      Laboratorium harus dikelola dan dirancang secara fleksibel serta tidak menekan siapa saja yang terlibat di dalamnya.
b.      Unsur Pokok dalam Pengelolaan Laboratorium
Pengelolaan laboratorium sebagai fasilitas atau sebagai tempat yang digunakan untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainya (dengan menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai) mengacu pada unsur pokok tertentu.
Unsur tersebut menjadi dasar peningkatan dan pengembangan laboratorium sebagai fungsi pengelolaan. Tujuannya tidak lain adalah lebih meningkatkan hasil penelitian terhadap masyarakat, serta kemampuannya sebagai income geberating unit (produk lembaga pendidikan sebagai sekolah maupun perguruan tinggi, baik dari segi kualitas maupun kuantitas). Ada enam unsur pokok dalam pengelolaan laboratorium yaitu:
1.    Perencanaan (planning)
Pengelolaan Laboratorium tanpa adanya perencanaan akan berjalan tanpa visi dan misi yang jelas. Tanpa sebuah perencanaan, laboratorium hanya akan berjalan ditempat dan tidak akan tumbuh dan berkemvang. Tanpa adanya Sebuah perencanaan yang matang terhadap pengelolaan laboratorium (baik yang berkaitan dengan aplikasi teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian dan sebagainya), maka laboratorium bisa diibaratkan sebagai suatu organisme yang hanya menjalankan metabolisme basal. Dengan kata lain, segala aktifitas di laboratorium tidak terarah dalam hal pertumbuhan dan perkembangan alias mandul dalam produktivitas penelitian. Dampak buruknya, semua kegiatan aplikasi teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, dan penelitian yang dilakukan di laboratorium akan selalu berjalan secara insidental (dadakan). Adapun perencanaan laboratorium ditujukan agar:
a.     Mengatur segala kegiatan yang diselenggarakan di laboratorium yang terdiri dari penelitian, uji coba (eksperimentasi), aplikasi teori di laboratorium, pengujian teori, dan lain sebagainya.
b.    Menentukan indikator keberhasilan dalam setiap tahapan dari kegiatan yang direncanakan.
Selain itu, perencanaan juga ditujukan untuk beberapa kegiatan penting di laboratorium, diantaranya:
1.    Pelayanan prkatikum
2.    Penelitian
3.    Pengadaan peralatan
4.    Pengadaan Kebutuhan Bahan
5.    Optimalisasi sumber daya, baik dari sisi tenaga pengajar, pembimbing, para ahli maupun para peserta penelitian.
6.    Mencari sumber-sumber dana untuk kemandirian laboratorium dan maintenance.
Selain itu, dalam merencanakan kegiatan di laboratorium adala beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu:
a)    Perencanaan kegiatan laboratorium harus bisa dijamin adanya tenaga atau pengelola laboratorium yang mampu melaksanakan perencanaan tersebut.
b)    Perencanaan kegiatan harus berhubungan erat dengan jenis laboratorium yang dikelola.
c)    Apabila konsep perencanaan kegiatan laboratorium tidak memiliki tenaga yang akan mengoperasikannya, maka bisa dilakukan training yang relevan dengan perencanaan tersebut.
2.    Pengaturan (Organizing)
Pengaturan merupakan upaya untuk menjalankan kegiatan laboratorium sebagaimana fungsinya sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh semua pihak. Pengaturan laboratorium mencakup dua hal pokok yaitu:
a.     Setting secara fisik
b.    Regulating (suatu pengaturan jadwal kegiatan dan penyusunan perangkat lunak untuk terlaksananya ketertiban dan keselamatan bekerja di laboratorium).
Setting merupakan suatu kegiatan pengaturan tata letak dan penataan laboratorium, yang mencakup penempatan peralatan dan bahan-bahan laboratorium. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh pengelola laboratorium ketika melakukan dan menentukan setting laboratorium:
1)      Keselamatan
2)      Efektivitas dan efisiensi
3)      Kemudahan pengawasan
3.    Regulating
Pada dasarnya semua orang diberikan kebebasan untuk bekerja di laboratorium. Namun demikian, agar kebebasan ini tidak mengganggu orang lain harus ada seperangkat aturan yang mengatur kegiatan di laboratorium. Aturan-atauran tersebut merupakan guide line yang dapat berupa perangkat formal atau normatif saat kita bekerja di laboratorium. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1.    Struktur organisasi
2.    Job description
3.    Diagram alur
4.    Penjadwalan
5.     Tata tertib
6.    Prosedur penggunaan alat
7.    Petunjuk praktikum
8.    Prosedur keselamatan kerja
4.     Pencatatan (Administrating)
Unsur ini sangat penting, sebab pencatatan atau pengadministrasian merupakan proses pendokumentasian seluruh komponen fisik laboratorium. Proses ini mencakup kegiatan mendaftar semua fasilitas, alat, dan bahan yang ada berdasarkan kategori tertentu (sesuai dengan peraturan yang berlaku). Adapun fungsi pencatatan pada pengelolaan laboratorium adalah:
a.       Dapat memberikan informasi yang cepat,tepat, dan akurat mengenai kondisi atau kedaan laboratorium secara keseluruhan.
b.      Dapat digunakan sebagai baha perencanaan  dan pengembangan
c.       Dapat menunjang peningkatan kerja sama dengan laboratorium lain.
d.      Dapat menjadi pencegahan kehilangan atau penyalahgunaan karena semua peralatan dan bahan laboratorium telah tercatat dibuku khusus sehingga mudah dikontrol setiap saat.
e.       Dapat membina kegiatan laboratorium (penelitian, eksperimentasi, uji coba, praktikum) yang lebih baik dan teratur.
Pencatatan dibutuhkan dalam pengelolaan laboratorium dan harus ada dalam manajemen pengelolaan laboratorium. Catatan ini biasanya dibuat dalam bentuk kartu alat. Kartu alat merupakan data spesifikasi alat, prosedur penggunaan, catatan pemakaian, dan riwayat service atau perbaikan kerusakan serta keberadaan suku cadang consumable part. Dengan pengelolaan administrasi bahan yang baik, kita dapat menghindari kemungkinan dari pembelian ulang bahan yang sama.
5.     Pemeliharaan (maintenance)
Unsur ini adalah upaya yang harus dilakukan oleh para pengelola laboratorium secara terus menerus dengan mengupayakan agar laboratorium dapat berfungsi dengan baik. Unsur pemeliharaan dalam pengelolaan laboratorium adalah hal yang sangat penting artinya dan sangat diperlukan. Para pengelola laboratorium dapat melakukan pemeliharaan secara periodik, yaitu melakukan pemeriksaan terhadap beberapa hal pokok misalnya:
1.    Seluruh utility ruangan
2.    Listrik
3.    Gas
4.    Pemadam kebakaran
5.    Detektor
6.    Kondisi alat laboratorium serta aksesorinya.
Unsur pemeliharaan dalam pengelolaan laboratorium menuntut agar para pengelola memeriksa semua peralatan dalam fungsi normal dan akurasinya. Selain itu, pengelola laboratorium perlu melakukan penggantian suku cadang terhadap komponen yang telah rusak.
6.    Pengawasan
Unsur ini sangat penting artinya dalam pengelolaan laboratorium karena kemungkinan terjadinya kecelakaan di laboratorium sangatlah besar. Kecelakaan yang terjadi di laboratorium merupakan kejadian yang sifatnya diluar kemauan atau kemampuan para pengelola laboratorium, termasuk juga para peneliti di laboratorium. Secara garis besar, kecelakaan di laboratorium dapat bersumber dari beberapa alasan pokok sebagaimana disebutkan dibawah ini (Koesmadji, et. al. 2000).
1.    Kekurangan pengetahuan dan pemahaman para peneliti atau individu-individu yang mengikuti kegiatan di laboratorium mengenai bahan kimia, proses-proses yang berlangsung didalamnya, serta perlengkapanatau peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan laboratorium.
2.    Kurang jelasnya petunjuk laboratorium.
3.    Kurangnya bimbingan dan pengawasan terhadap kegiatan laboratorium. Faktor ini muncul karena beberapa hal berikut:
Ø  Laboratorium tidak memiliki tenaga ahli atau pembimbing yang memadai.
Ø Para pengelola terlalu mempercayai penggunaan laboratorium secara mandiri pada para pesrta tanpa adanya bimbingan dan pengawasan yang ketat.
Ø Pengawasan dilakukan dengan serampangan (tidak serius) sehingga membuka celah bagi terjadinya kecelakaan.
4.    Kurang tersedianya peralatan keamanan dan karena pengguna laboratorium tidak menggunakan perlengkapan pelindung.
5.    Para pengguna laboratorium tidak mengikuti petunjuk dan aturan yang semestinya ditaati.
6.    Para penghuna laboratorium dan pembimbing bekerja diluar kesadaran dan tidak hati-hati dalam melakukan kegiatan laboratorium.
7.    Para pengguna laboratorium menggunakan peralatan yang tidak sesuai atau rusak.
8.    Khususnya untuk laboratorium kimia, kemungkinan kecelakaan yang terjadi adalah ketika bekerja dengan perangkat spesifik atau bahan kimia. Berkaitan dengan bahan kimia yang berpotensi menimbulkan kecelakaan (beracun, reaktif dan mudah meledak, asam atau basa kuat).
Pengelolaan laboratorium dalam pengertian kuratif adalah tindakan pertolongan pertama terhadap kecelakaan laboratorium yang terjadi untuk menghindari bahaya lebih lanjut. Prosedur penanganan kecelakaan laboratorium juga tergantung pada jenis kecelakaannya. Penanganan kecelakaan juga memerlukan keterampilan khusus dari seorang pengelola laboratorium. Oleh karena itu, para pengelola laboratorium perlu mengadakan pelatihan dengan mengundang instruktur yang ahli di bidang kajian laboratorium yang dikelolanya.
7.    Pendanaan (Funding)
Kegiatan laboratorium tidak akan berjalan lancar, efektif, dan efisien tanpa diiringi dengan pendanaan yang baik dan terperinci, sekalipun laboratorium tersebut memilki persediaan keuangan yang sangat besar (banyak). Pengelola laboratorium harus dapat mengelola keuangan laboratorium berdasarkan dua pokok, yaitu kebutuhan laboratorium dan skala prioritas laboratorium. Cara paling mudah bagi pengelola laboratorium untuk mendapatkan sumber pembiayaan laboratorium biasanya berasal dari beberapa sumber yaitu :
2.    Biaya praktikum yang dipungut dari setiap peserta.
3.    Uang pendaftaran bagi setiap orang yang ingin belajar atau melakukan uji coba atau penelitian di laboratorium.
4.    Sponsor yang memiliki kepentingan teehadap penelitian yang diadakan di laboratorium.
5.    Anggaran khusus dari lembaga yang menaungi laboratorium. Misalnya, jika sebuah laboratorium berada dalam naungan perguruan tinggi, maka perguruan tinggi tersebut tentu harus menyediakan anggaran khusus untuk pengembangan laboratorium.
c.       Gambaran tata ruang laboratorium yang perlu diperhatikan
Terdapat beberapa hal pokok yang harus diperhatikan ketika menata ruang laboratorium
1.      Tidak terletak searah dengan arah angin.
Hal ini sangat penting diperhatikan agar siapa saja yang berada dalam ruangan tidak terganggu ketika melakukan aktivitas. Arah mata angin atau ke mana angin bertiup akan mempengaruhi aktivitas di ruang laboratorium. Angin dapat membawa debu, membawa asap dari luar ruangan laboratorium, atau membawa aroma tidak sedap dari luar ruangan laboratorium sehingga hal-hal tersebut dikhawatirkan akan menghambat aktivitas di dalam laboratorium.
2.      Jarak terhadap sumber air
Ruang laboratorium harus diusahakan dekat dengan sumber air, misalnya, kamar mandi, wastafel, atau WC. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan karena keberadaan sumber air akan sangat membantu kelancaran kegiatan di laboratorium. Bahkan, khusus untuk laboratorium kesehatan, akan lebih baik jika ruang laboratorium dekat dengan sungai karena sering kali apa yang diuji di dalam laboratorium akan berkaitan dengan “keberasaan” air sungai. Misalnya, pengujian tentang air bersih di laboratorium (pencemaran air).
3.      Saluran pembuangan
Maksudnya adalah penataan ruang laboratorium harus memperhatikan saluran pembuangan, baik yang berasal dari ruang/gedung laboratorium maupun dari luar. Pada umumnya, saluran pembuangan dapat menimbulkan polusi udara yang cukup serius sehingga dikhawatirkan akan mengganggu aktivitas di laboratorium. Pasalnya, saluran pembuangan adalah saluran untuk membuang sisa-sisa dari bahan-bahan yang sudah diolah dan diproses, seperti sisa-sisa sampah, sisa pembakaran mesin (asap), limbah pabrik, dan lain sebagainya.
Selain itu, yang harus diingat adalah saluran pembuangan yang berasal dari luar laboratorium. Ada beberapa jenis laboratorium yang juga menghasilkan pembuangan. Misalnya, laboratorium kesehatan yang kerap meneliti tentang sampah. Sisa-sisa sampah yang diteliti tentu harus dibuang melalui saluran khusus. Jika saluran tersebut tidak ditempatkan pada tempat yang strategis, maka bisa mengganggu kelancaran aktivitas di laboratorium.
Oleh karena itu, desain saluran pembuangan harus dirancang untuk menyalurkan barang-barang sisa ke tempat yang aman bagi laboratorium dan pengguna laboratorium. Barang-barang pembuangan biasanya beracun dan berbahaya sehingga saluran pembuangan harus jauh dari ruang laboratorium. Dengan kata lain, saluran pembuangan tidak boleh berdekatan, melewati ruangan, atau berdekatan dengan ruang laboratorium.
4.      Jarak dengan gedung lain.
Pertimbangan jarak jauh dan dekat tentu didasarkan pada urgensi dari gedung lain tersebut. Misalnya, jika gedung lain yang dimaksud adalah gedung yang banyak mengeluarkan suara bising seperti gedung sekolah, gedung musik, atau gedung pertemuan, maka sebaiknya ruang laboratorium dibangun agak jauh dari gedung-gedung tersebut.
Tetapi, jika gedung lain yang dimaksud tidak memberikan gangguan sama sekali pada ruang laboratorium, bahkan memiliki urgensi khusus pada laboratorium, maka sebaiknya ruang laboratorium dibangun dengan jarak dekat dengan gedung tersebut. Misalnya, laboratorium kesehatan yang sebaiknya dibangun berjarak dekat dengan gedung rumah sakit atau laboratorium industri yang dibangun di dekat pabrik.
5.      Mudah dikontrol
Penataan ruang laboratorium sebaiknya juga mempertimbangkan efektivitas kontrol. Ruang laboratorium yang baik adalah ruang yang mudah dikontrol, baik oleh manajer laboratorium, pengawas, maupun yang lain. Di laboratorium terdapat beberapa peralatan yang berharga sehingga dikhawatirkan terjadi tindak kejahatan. Oleh karena itu sebaiknya laboratorium dibangung dekat dengan ruang manajer agar mudah terkontrol.
6.      Luas ruangan per personel
Ruang laboratorium hraus didesain sesuai dengan daya tampung yang diinginkan. Jangan sampai laboratorium penuh dengan berbagai peralatan laboratorium, namun tidak mampu menampung pengguna sesuai dengan jumlah peralatan sehingga pengguna tidak bisa bergerak dengan leluasa.
Misalnya, sebuah laboratorium komputer memiliki 50 unit komputer, namun jarak antara satu komputer dengan komputer lainnya sangat pendek. Hal ini tentu akan sangat mengganggu efektivitas penggunaan dan penggunanya. Oleh karena itu, sebaiknya ukuran luas ruang laboratorium disesuaikan dengan jumlah penggunanya dan diselaraskan dengan jumlah peralatan yang ada di dalamnya.
7.      Terdapat ventilasi (jendela) yang bisa terbuka lebar dan mengarah keluar
Ruang laboratorium yang representatif tentu tidak bisa lepas dari keberadaan ventilasi (jendela). Fungsi ventilasi di ruang laboratorium bukan hanya sebagai celah tempat pergantian udara di laboratorium. Tetapi, ventilasi juga berperan penting untuk menghilangkan rasa gerah/penat bagi para pengguna laboratorium saat tengah beraktivitas di dalamnya. Selain itu, fungsi ventilasi lain yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai penetralisir suara di dalam ruangan.
8.      Lantai rata dan tidak licin
Lantai harus diperhatikan juga pada saat menata ruangan laboratorium. Lantai laboratoorium harus rata dan tidak licin agar tidak mengganggu aktivitas di dalam laboratorium.

2.5    Instrumen Laboratorium.
Peralatan dasar yang dibutuhkan untuk laboratorium biologi sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007 tentang Standar  Sarana Prasarana SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA, antara lain: 1) mikroskop siswa, 2) gelas preparat, dan cover gelasnya, 3) preparat awetan (mikroskopis dan makroskopis), 4) alat peraga tubuh lengkap dan organ-organnya, 5) alat-alat gelas (seperti erlenmeyer, backer, cawan, gelas piala, gelas ukur, dll.), 6) kaca pembesar, dan 7) buku identifikasi dan klasifikasi.
Sedangkan peralatan dasar yang dibutuhkan untuk laboratorium kimia yang melayani preparasi sampel meliputi: 1) rak pengering, 2) oven pengering, 3) penghalus sampel, 4) kompresor, 5) kipas penghembus, 6) saringan, dan 7) rak penyimpan sampel.
a.         Instrumen Labortorium Kimia dan Biologi
No
Nama
Gambar
Fungsi
1.
Gelas ukur


sebagai alat untuk mengukur volume larutan, mulai dari volume 10 Ml hingga 2L.
2.
Tabung reaksi

untuk mencampur, menampung dan memanaskan bahan-bahan kimia cair atau padat, utamanya untuk uji kualitatif.

3.
Labu erlenmeyer

untuk mencampur, mengukur dan menyimpan cairan.

4.
Labu ukur
Untuk mengencerkan larutan hingga mencapai volume tertentu dan untuk menyisakan larutan kimia analitik dengan konsentrasi dan jumlah yang berakurasi tinggi.
5.
Oven pengering
Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan digunakan untuk mengeringkan bahan yang dalam keadaan basah.
6.
Saringan
untuk mengetahui distribusi ukuran agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan ukuran-ukuran saringan standard tertentu yang ditunjukkan dengan lubang saringan (mm).
7.
Rak penyimpanan sampel
untuk menyimpan sampel.
8.
Kipas penghembus
Untuk meningkatkan kecepatan, tekanan atau elevasi ketinggian fluida
9.
Kompresor
Untuk memampatkan udara atau gas
10.
Rak pengering
Untuk mengeringkan gelas laboratorium.
11.
Mortal dan alu
Untuk menghancurkan atau menghaluskan suatu bahan atau zat yang masih bersifat padat atau kristal
12.
Pipet tetes
untuk memindahkan volume cairan yang telah terukur dan dapat memindahkan cairan dalam jumlah yang sangat kecil yaitu berupa tetesan.

13.
Gelas beker atau gelas piala
Fungsi gelas beaker atau gelas piala adalah sebagai alat penampung

14.
Pipet ukur
pipet ukur
 untuk memindahkan larutan secara terukur sesuai dengan volume. Pada pipet ini juga terdapat skala yang menunjukan volume tersebut.

15.
Kaki tiga
sebagai penahan kawat kasa dan penyangga ketika proses pemanasan
16.
Rak tabung reaksi

sebagai tempat penyimpanan tabung reaksi, mengeringkan dan menjaga tabung reaksi agar tidak berjamur.

17.
Plat tetes
sebagai penguji keasaman suatu larutan atau mereaksikan larutan.
18.
Kawat kasa
untuk menahan beaker atau labu ketika proses pemanasan menggunakan pemanas bunsen/pemanas spirtus.

19.
Spatula plastik dan logam
untuk mengambil bahan kimia bentuk padatan atau kristal.

20.
Kondensor
untuk mendinginkan cairan panas dan mengembunkan uap.

21.
Batang pengaduk
untuk mencampur cairan dengan bahan kimia untuk praktek di laboratorium.


b.        Instrumen Labortorium Fisika
No
Nama
Gambar
Fungsi
1.
Mistar

Fungsi mistar adalah untuk mengukur panjang suatu benda.

2.
Jangka Sorong

untuk mengukur bagian luar suatu benda dengan cara mengapitnya, mengukur bagian dalam dari suatu benda, mengukur kedalaman suatu benda.
3.
Micrometer sekrup

untuk mengukubur ketebalan diameter luar suatu logam, mengukur jarak dua titik yang sangat dekat.
4.
Termometer
Fungsi dari termometer adalah untuk mengukur suhu.

5.
Neraca pegas

Fungsi neraca pegas adalah untuk menentukan massa benda.
6.
Amperemeter

Fungsi amperemeter adalah untuk mengukur kuat arus listrik.

7.
kabel penghubung
fungsi kabel penghubung adalah untuk penghubung agar arus bisa mengalir dalam rangkaian.
8.
Cermin cekung

Fungsi cermin cekung adalah utuk membentuk bayangan diperbesar
9.
Cermin cembung
Fungsi cermin cembung adalah untuk membentuk bayangan yang diperkecil.

10.
Cermin datar

Fungsi cermin datar adalah untuk membentu k bayangan dan memantulkan cahaya.






















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Laboratorium merupakan suatu tempat yang dapat memenuhi kebutuhan peneliti dalam melakukan suatu penelitian (pengamatan), pelatihan dan juga pengujian ilmiah sehingga dapat memecahkan suatu permasalahan atau melakukan suatu pembuktian.
Dari definisi laboratorium tersebut, tentunya laboratorium memiliki banyak fungsi, salah satunya dalam dunia pendidikan yaitu sebagai tempat untuk melakukan pembuktian antara teori dan praktek. Selain itu juga dapat mengasah keterampilan peneliti dalam menggunakan alat-alat dalam melakukan penelitian. Selain itu masih banyak fungsi-fungsi lain dari laboratorium.
Cara penggunaan laboratorium salah satunya yaitu dengan membuat tata tertib yang dapat digunakan dalam suatu laboratorium agar laboratorium dapat digunakan dengan baik dan sebagai mana mestinya.
Selain mengenai penggunaan laboratorium, hal yang tidak kalah penting adaah bagaimana pengelolaan laboratorium. Terdapat 6 unsur dalam pengelolaan laboratorium yaitu meliputi 1) Perencanaan (planning), 2) Pengaturan (Organizing), 3) Regulating, 4) Pencatatan (Administrating), 5) Pemeliharaan (maintenance), 6) Pengawasan.
Di dalam laboratorium sendiri tentunya terdapat benayak alat-alat yang dapat digunakan untuk penelitian, baik alat-alat untuk penelitian fsika, kimia, atau pun biologi. Salah satu contohnya yaitu tabung reaksi, kabel, plat tetes, mistar dan lainnya.
3.2 Saran




DAFTAR PUSTAKA

Decaprio, Richard. 2013. Tips Mengelola Laboratorium Sekolah. Jogjakarta: DIVA Press.

Munandar, kukuh. 2016. Pengenalan Laboratorium IPA-Biologi Sekolah. Bandung: Redika Aditama
18.17.00   Posted by moch rifai with No comments
Read More

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search